Rabu, 11 Februari 2009

REKAM JEJAK SULTAN HAMENGKU-BUWONO X, CAPRES PARTAI REPUBLIKAN:

Banyak orang tidak mengetahui bahwa berdasarkan warisan Belanda, Sultan Hamengku Buwono (HB) X menjadi penguasa tanah di seluruh wilayah DIY, bersama Paku Alam. Semua tanah yang bukan milik pribadi orang (eigendom), tergolong SG (Sultan’s Gronden) atau PAG (Paku Alam’s Gronden).

Sultan HB X dan isterinya, Ratu Hemas, tidak punya putera mahkota yang dapat ditahbiskan menjadi Sultan HB XI, sepeninggal HB X, sehingga HB X berusaha mewariskan sesuatu yang lain kepada kelima orang puterinya.

Tiga dari lima orang puteri HB X yang telah menikah, termasuk puteri tertua (Gusti Pembayun) dan puteri kedua, menikah dengan pelaku bisnis. Berbekal tanah kesultanan (SG), puteri-puteri HB X mengikuti jejak sebagian paman mereka, menjadi pebisnis, bermitra dengan orang luar DIY.

Gusti Pembayun menjadi mitra Sampoerna Group, yang telah membangun pabrik rokok di Kabupaten Bantul, menjaring konsumen rakyat bawah, dengan merek Kraton Dalem. Kongsi itu mendapatkan alokasi tanah untuk menanam tembakau di Bantul.

PT JMI (Jogja Magasa Iron), anak perusahaan PT JMM (Jogja Magasa Mining) milik Gusti Pembayun dan pamannya, GBPH Joyokusumo (adik HB X), menjadi mitra Indo Mines Ltd, suatu perusahaan pertambangan Australia yang terdaftar di bursa saham Perth, dalam rencana penambangan pasir besi, yang akan memotong areal sepuluh desa di Kabupaten Kulonprogo, DIY. Rencana itu ditentang rakyat setempat anggota Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) Kulonprogo (Koran Tempo, 12 Nov. 2008, 12 Febr. 2009; Direct Action, Agustus 2008).

Ketika ribuan petani anggota PPLP melakukan unjuk rasa di depan Mendagri Mardiyanto dan Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi, Selasa, 17 Maret yang lalu, Freddy Numberi bukannya membela para petani pesisir tersebut. Ia menghimbau para calon korban gusuran proyek pertambangan pasir besi itu untuk “melihat ke depan”, karena kerjasama antara keluarga keratin dan kapitalis Australia itu “menguntungkan beberapa pihak”. “Penolakan warga itu hal biasa”, begitu ia tambahkan. Tampaknya kedua Menteri Kabinet Indonesia Bersatu itu tidak mau mempertimbangkan pertimbangan para petani pesisir, bahwa tanah mereka adalah tanah bersertifikat. Bukan tanah milik Sultan alias Sultan’s Gronden (Harian Yogya, 18 Maret 2009).

Sumber : http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/02/keramaian-di-istana-1-4.html

REKAM JEJAK SUTIYOSO:

Sewaktu masih menjadi Gubernur DKI, Sutyoso merintis program Busway (Transjakarta) , dengan alasan untuk mengurangi kemacetan dan kepadatan lalulintas di DKI. Kenyataannya, pengambilan satu jalur jalan di rute-rute yang ramai, justru memadatkan lalulintas lain di jalur yang tersisa. Masih diragukan apakah itu mengurangi kemacetan lalulintas dan mengurangi polusi udara.

Sumber : http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/02/keramaian-di-istana-1-4.html

REKAM JEJAK WIRANTO, CAPRES PARTAI HANURA:

Hampir seluruh bisnisnya dijalankan oleh proxies, tanpa menampilkan nama Wiranto. Kalau mau selidiki kekayaannya, sebaiknya selidiki kekayaan pengurus Partai Hanura.
Sejak menjadi Pangdam V Jaya, Wiranto sering mendapat apartemen gratis di berbagai tower (menara pertokoan dan perumahan) mewah. Yang terbaru dan termahal adalah penthouse di Da Vinci Tower di Jl. Jendral Sudirman, milik Antonio (“Tony”) Munafo, Presiden Da Vinci Eropa yang sering datang dari Singapura.

Wirantolah orang yang mendorong pemekaran kembali Kodam yang dulu diciutkan oleh Benny Murdani dari enambelas menjadi sepuluh Kodam. Lewat berbagai pertumpahan darah, Kodam Pattimura dan Kodam Iskandar Muda telah lahir kembali. Setelah konflik Poso, jumlah Batalyon di Sulteng telah dimekarkan dari satu menjadi tiga.

Berbagai bisnis kelabu itu punya dampak lingkungan yang sangat buruk, seperti pembalakan liar di TN Leuser, eksploitasi kayu hitam di Sulteng dan kayu gaharu di Papua Barat, serta perdagangan liar fauna dan flora langka di seluruh Nusantara.

Sumber : http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/02/keramaian-di-istana-1-4.html

REKAM JEJAK PRABOWO SUBIANTO, CAPRES GERINDRA:

Dengan mengambilalih konsesi Kiani Group seluas 53 ribu ha dari Bob Hasan, Prabowo ikut melanggengkan penghancuran hutan Kaltim.

Di Aceh, Prabowo & adiknya, Hasyim Djojohadikusumo menguasai hutan seluas 97 ribu ha di Aceh Tengah melalui PT Tusam Hutan Lestari, sumber bahan baku pabrik kertas PT Kertas Kraft Aceh (KKA). Padahal pinus sangat tidak ramah lingkungan.

Di Kaltim, kakak beradik Prabowo & Hashim menguasai lebih dari satu juta hektar konsesi hutan dan tambang batubara, dan masih berencana membuka 700 ribu ha kebun aren (Warta Ekonomi, 9-22 Maret 2009, Laporan Khusus tentang Duet Bisnis & Politik, Hashim Djojohadikusumo & Prabowo Subianto).

Di Papua, Hashim, mengeksplorasi gas dari Blok Rombebai seluas 11.5900 km2 di Kabupaten Yapen , yang diperkirakan memiliki kandungan gas lebih dari 15 trilyun kaki kubik (idem), dan dapat berdampak negatif bagi nelayan di Teluk Sairera.

Masih di Papua, Hashim berencana membuka perkebunan padi (rice estate) seluas 585 ribu ha dan perkebunan aren seluas 800.000 ha di Kabupaten Merauke (idem).

Berarti, bersama adiknya, Hashim Djojohadikusumo, Prabowo Subianto sudah menguasai lebih dari tiga juta hektar perkebunan, konsesi hutan, tambang batubara dan ladang migas dari Aceh sampai ke Papua, dan masih berencana membuka 1,5 juta hektar lagi di Kaltim dan Merauke.

Sumber : http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/02/keramaian-di-istana-1-4.html

REKAM JEJAK MEGAWATI SOEKARNOPUTRI, CAPRES PDI-P:

Sewaktu masih jadi oposisi di era Soeharto, PDI sekutu gerakan lingkungan dalam menentang pembangunan PLTN. Sesudah jadi Presiden, tidak terdengar suara PDI-P di bidang itu.

Setelah Mega jadi Presiden, keluarga Soekarno-Kiemas, Kiemas bersaudara punya 13 SPBU di wilayah Jabodetabek, di antaranya ada yang menerobos jalur hijau.

Sony Keraf, seorang kader PDI-P yang diangkat menjadi Menteri Lingkungan di era Presiden Gus Dur, bersuara keras terhadap perusahaan-perusaha an perusak lingkungan. Misalnya, terhadap PT TPL (Toba Pulp Lestari) dan PT Freeport Indonesia. Tapi akibat desakan rekan-rekan separtai, Keraf tidak bersuara keras lagi.

Setelah diganti oleh Megawati Soekarnoutri dengan Nabiel Makarim, Sony Keraf yang masih dipilih menjadi anggota Fraksi PDI-P di DPR-RI, ia bahkan tidak bersuara menghadapi rencana tambang emas di P. Lembata, kampung halamannya, walaupun rencana itu ditentang oleh rakyat dan para rohaniwan OFM & SVD.

Sumber : http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/02/keramaian-di-istana-1-4.html

Catatan:
Tambahan Copy Paste dari;
http://www.facebook.com/photo.php?pid=1493301&id=37975304982

jual telkom
Jual Indosat
Jual kapal tanker
Jual minyak Indonesia
Jual BUMN2 lain...
Jual BCA

apalagi aset negara yang mau dijual buk...??

(semua diatas dengan harga sangat murah)
Hilangnya Pulau di Indonesia ke tangan Malaysia, jangan2 indonesia mau di JUAL SAMA MALAYSIA ?????
DULU Bpk nya berani STATEMENT "MARI GANYANGG MALAYSIAAA ! " kOK ANAK NYA GAK BERANI YAH ??Bikin PP pesangon buat dia sendiri 20 MKeamanan tidak terjamin saat dia memimpin (banyak bom) dan PREMAN menjadi-jadi!Anggota seniornya meninggalkan dia (alm sophan s, kwik, laksamana s, permadi, roy b janis, etc)
Saat menjabat tidak menyelesaikan kasus 27 juli (padahal banyak orang PDI mati untuk membela dia)
Sifat : dengki, pendendam, ngambekan
Tidak pernah mau hadir di perayaan kemerdekaan RI
setelah tidak jadi presiden PlinPlan soal BLT
Pendidikan hanya SMA * (BUSET DEHHH PANTESAN AJA GAK BENER)
Mengandalkan nama besar orangtua (padahal beda banget) * ( YA IYA LAH, TANPA NAMA BESAR MANA BISA SEPERTI INI)


Catatan :
Copy paste dari;
http://mishbahulmunir.wordpress.com/2009/04/16/rangkuman-alasan-mengapa-megawati-ditolak-suporter-facebook-say-no-to-megawati-yang-kontraversial-dan-kader-mega-sempat-panas-dan-kebakaran-jenggot/


Mengapa Megawati ditolak?

Berikut daftar rangkuman sementara (karena kian hari terus bertambah) sikap suporter “Say No to Megawati” sejak diluncurkan: (bahasanya sudah saya ubah sedemikian rupa agar lebih sopan, karena kalau lihat aslinya, bahaya sekali. Kalau gak percaya daftar aja dimilis 4w4reness@yahoogroups.com dan mubi@yahoogroups.com agar tau aslinya ya…). Entah bener atau tidak fakta-fakta di bawah ini, mohon maaf, saya hanya menyampaikan apa yang ada di milis dan facebook tersebut. Saya tidak tahu menahu sama sekali maksud dibalik ini semua. Apakah unsur politis dari lawan politik Mega. Atau apalah itu.

o- Dalam 3 tahun masa pemerintahannya, menjual aset BUMN (salah satunya Indosat), yang hingga saat ini momen ekonomi yang paling di sesali oleh para ekonom Indonesia karena dianggap paling tidak realistik.
o- Alih-alih mendamaikan Aceh, malahan mengirim serdadu dan tentara pembunuh untuk menghabisi GAM. Padahal sebelumnya nangis-nangis tak akan melihat airmata lagi di Aceh.
o- Kurang bisa berkomunikasi dengan baik ketika siaran langsung (live). Kelihatan tidak cerdas.
o- Cepat ngambek atau marah-marah jika kepancing emosi dan perasaan kewanitaannya.
o- Nggak bisa terima dan berbesar hati kalau kalah. Buktinya, diundang untuk pelantikan presiden baru tidak mau hadir. Diundang acara 17 Agustus-an sebagai Mantan Presiden nggak mau datang. Itukah seorang negarawan?

o- Omongane mencla-mencle. Katanya menolak BLT, tapi akhir-akhir ini kemudian mendukung.

* Selalu merasa paling baik yang dilakukan di masa pemerintahannya ketimbang pelanjutnya.
* Maaf, terlihat kurang terpelajar. Diamnya Mega seperti nggak tahu mau ngomong apa.
* Di masa pemerintahannya, ada 12 kali teror terjadi di Indonesia. Inilah resiko jika pimpinan negara dari Sipil. (1). Bom Plaza Atrium Senen Jakarta, 23 September 2001; (2). Bom Restoran KFC, Makassar 12 Oktober 2001; (3). Bom sekolah Australia, Jakarta 6 November 2001 di Australian International School (AIS), Pejaten; (4). Bom malam Tahun Baru 1 Januari 2002 Granat manggis meledak di depan rumah makan ayam Bulungan; (5). Bom BALI 12 Oktober 2002, Tiga ledakan mengguncang Bali, 202 korban yang mayoritas warga negara Australia tewas; (6). Bom Restoran McDonald’s Makassar 5 Desember 2002 bom rakitan yang dibungkus wadah pelat baja; (7). Bom Kompleks MABES POLRI Jakarta 3 Februari 2003 bom rakitan meledak di lobi Wisma Bhayangkari Mabes Polri Jakarta; (8). Bom Bandara Cengkareng Jakarta 27 April 2003 bom meledak di area publik di terminal 2F; (9). Bom JW Marriott 5 Agustus 2003 bom menghancurkan sebagian hotel JW Marriott; (10). Bom cafe, Palopo 10 Januari 2004 di Palopo Sulawesi menewaskan 4 orang; (11). Bom KEDUBES AUSTRALIA 9 September 2004 ledakan besar terjadi di depan Kedubes Australia. Salah satu yang terbesar adalah 12 Oktober di Bali)
* Lamban mengambil sikap dalam soal masalah genting negara. Terlihat kurang sigap.
* Seperti cuma ndompleng nama besar ayahnya saja, tanpa bisa membanggakan ayahnya.
* Banyak kader-kadernya terbukti melanggar pidana, preman, dan beberapa koruptor.
* Mega, tipologi pemimpin yang melihat dari sisi negatif orang atau pemimpin lain. Dia bukanlah seorang negarawan sejati.
* Berharap kelembutan dari Ibu Mega, tapi yang didapat adalah dendam kesumat yang selalu menggebu.
* Kontrak politik yg diusung pun juga kurang kredibel dan elegan. Jika tak berhasil menurunkan sembako tak boleh maju lagi pada Pemilu 2014.
* Awalnya bilang, turunkan harga sembako. Tapi setelah dikritik bahwa itu akan memukul kaum tani, eh akhirnya diganti: TINGKATKAN DAYA BELI MASYARAKAT.
* Salah bahasa. Menyerukan untuk ‘mencoblos’ di hadapan ribuan massanya, bukan ‘mencentang’. Itu kan tak sesuai dengan aturan main Pemilu 2009.
* Megawati nggak tahan kalau dikritik. Makanya banyak pendukung utamanya lari dan mendirikan partai lain seperti PDP.
* Pulau yang kaya Minyak dan Gas, yaitu Sipadan-Ligitan lepas ke tangan negara jiran Indonesia. Kualitas diplomasinya rendah sekali di masa Megawati jadi Presiden.
* Gak pernah sekalipun terlihat di depan umum menggunakan pakaian tradisional kebanggaan Indonesia.
* Kapal minyak PT. Pertamina dilego dengan alasan yang dibuat-buat.
* Megawati kurang mencintai seni. Tak pernah ke kampus (seperti ISI Yogyakarta atau ASRI). Tak seperti bapaknya (alm. Soekarno) selama 5 tahun 2 kali ke ASRI.
* Kasus 27 Juli 1996 (Kudatuli?), Mega diuntungkan dalam kasus itu, memperoleh simpati rakyat sebagai orang yang dizalimi Orba, tapi setelah jadi presiden tidak ada tindakan berarti untuk mengusut kasus tersebut.
* Pada 31 Maret 2009 sewaktu kampanye di Mojokerto nyalahin ibu-ibu karena gagalnya dia naik jadi Presiden untuk kedua kalinya pada 2004. Ibu-ibu itu dibilangin genit karena tak memilihnya. “Baru setelah harga sembako membubung tinggi, ibu-ibu menjerit dan sambat kepada saya. Untuk itu saya harap ibu-ibu tidak mengulang kesalahan yang sama pada pilpres mendatang. Khusus kepada seluruh kaum ibu yang hadir di lapangan Mojokerto ini, mengapa dulu tidak mau memilih saya?”
* Negara dirugikan Rp 350 trilyun dalam export gas ke cina, yang mana keputusan itu dibuat oleh Megawati dan hendak menyeret SBY dan JK untuk bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Alasannya bahwa SBY dan JK juga duduk di dalam kabinet yang dipimpin oleh Megawati.
* PT. Freeport juga lepas ke Amerika atas keputusan megawati yang mana hak atas konsesi tambang tembaga di freeport bagi indonesia hanya ±5% dari nilai keseluruhan hasil mentah tambang tembaga dan hasil sampingan dari tambang tembaga di freeport antara lain 150 ton emas murni setiap bulannya yang seharusnya semua hasil sampingan tersebut milik indonesia. Bila kita hitung, hanya untuk hasil sampingan berupa emas murni, negara sudah dirugikan: 150 ton x 12 bulan x 25 tahun x 1.000.000 gram x Rp 250.000 = Rp 11.250.000.000.000.000 atau Rp 11.250 trilyun rupiah selama 25 tahun freeport beroperasi ke depan.

REKAM JEJAK SBY, CAPRES PARTAI DEMOKRAT:

Jejak rekam SBY di bidang lingkungan sangat tersembunyi, sebab SBY ‘hanya’ berperan sebagai pelindung berbagai kelompok bisnis besar, terutama kelompok Artha Graha (AG). T.B. Silalahi, penasehat presiden di bidang pertahanan, juga eksekutif kelompok AG dbp Tomy Winata. Melalui mitra bisnisnya di Sumut, AG mengelola perkebunan kelapa sawit PT First Mujur Plantation di Tapanuli Selatan dan Labuhan Batu.
Artha Graha juga milik Sugianto Kusuma (‘Aguan’), pemilik PT Agung Sedayu Permai, holding company Agung Sedayu Group.

Artha Graha dan Agung Sedayu Permai banyak membangun gedung perkantoran & perumahan elit, yang tiap hari diiklankan di layar televisi.

Kurang disadari dampak lingkungan properti-properti mewah itu, yaitu:
(a) pembukaan lahannya menggusur rakyat kecil yang terpaksa bermukim di pinggir kali yang sangat tidak sehat;
(b) sangat rakus air tanah (membuat rakyat kecil tergantung pada air kemasan); dan
(c) ikut menyemburkan udara panas yang menaikkan suhu udara kota Jakarta.
Berlindung di balik nama SBY ada dua yayasan, yakni (1) Yayasan Puri Cikeas & (2) Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam.

Orang-orang dekat SBY menjadid pembina atau pengawas yayasan-yayasan itu. Ketua Dewan Pembina Yayasan Puri Cikeas = Jero Wacik, Menteri Pariwisata dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Ketua Pengawas Yayasan Nurussalam = Brigjen Kurdi Mustofa, Sekpri SBY.

Adik ipar (Hartanto Eddie Wibowo) dan anak bungsu SBY (Eddy Baskoro Yudhoyono) menjadi fungsionaris Yayasan Nurussalam. Hartanto, bendahara, Baskoro, sekretaris.

Sejumlah pengusaha era Orde Baru menjadi fungsionaris kedua yayasan itu, seperti Sukamdhani dan putera mahkotanya, Hariadi Sukamdani (Sahid Group), serta Tanri Abeng dan anaknya, Emil Abeng, serta Aziz Mochdar (Bimantara). Sukamdhani dan Tanri Abeng di Yayasan Cikeas, sedangkan Aziz Mochdar (ipar Yayuk Habibie, adik bungsu BJ Habibie) di Yayasan Nurusalam.

Ada juga pengusaha yang berlindung di balik fungsionaris Yayasan Nurussalam, seperti Gunawan Yusuf (Makindo), kompetitor Salim Group dalam perkebunan tebu di Lampung.

Menteri Lingkungan era SBY-JK, Rachmat Witoelar, memberikan label hijau kepada beberapa konglomerat perusak lingkungan, yakni RGM, Sinar Mas, dan Freeport Indonesia, Inc.

Ekspansi konglomerat- konglomerat yang dekat dengan JK (pernah sama-sama jadi penggalang dana Golkar, seperti Arifin Panigoro, Aburizal Bakrie, Hartati Murdaya) ikut berekspansi di era SBY-JK, walaupun di tahun-tahun pertama kejatuhan Soeharto mereka masih berhutang besar pada bank-bank negara.

Kelompok Medco yang 60% milik keluarga Arifin Panigoro (40% milik Mitsui & Mitsubishi) berkembang dari migas (Sulteng, Aceh), PLT panas bumi di Sarulla (Sumut), kelapa sawit (Kalteng, Papua), paper dan pulp di Merauke (Papua), s/d rencana PLTN di Jepara (Jateng).

Namun blunder terbesar kroni-kroni JK adalah ekspansi bisnis keluarga Bakrie di bidang energi (Mega Energi Persada, Bumi Resources, Kondur Petroleum) yang mengakibatkan tragedi Lapindo bagi rakyat Jawa Timur, malapetaka lingkungan paling kurang ajar selama rezim SBY-JK!!

Sumber : http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/02/keramaian-di-istana-1-4.html

REKAM JEJAK JUSUF KALLA, SALAH SATU CAPRES PARTAI GOLKAR:

Kepentingan JK tidak dapat dilepaskan dari kepentingan ekspansi bisnis keluarga besarnya, karena Indonesia tidak punya peraturan yang melarang konflik kepentingan jabatan publik dengan kepentingan bisnis pribadi dan keluarga serta sahabatnya.

Ada empat kelompok perusahaan yang dikuasai oleh JK (kelompok Bukaka & Hadji Kalla), iparnya, Aksa Mahmud yang Wakil Ketua MPR-RI (kelompok Bosowa), dan adiknya, Halim Kalla (kelompok Intim). Dengan demikian, ekspansi keempat kelompok itu tidak terlepas dari peranan JK dan Aksa Mahmud di arena ekonomi dan politik.

Salah satu spesialisasi kelompok Bukaka dan Hadji Kalla adalah dalam pembangunan PLTA, namun jejak rekam kelompok Bukaka dan kelompok Hadji Kalla di bidang itu tidak begitu bagus: PLTA Poso (rencana 780 MW) mulai dibangun sebelum ada AMDAL yang memenuhi syarat. Juga jaringan SUTET (Saluran Udara Tegangan Eksa Tinggi)nya ke Sulawesi Selatan & Tenggara dibangun tanpa AMDAL.

Di DAS Peusangan di Tanah Gayo, Aceh, “pembebasan” tanah di masa DOM dirasa sangat tidak adil. Tapi ada kemungkinan oposisi rakyat akan dilawan oleh PETA (Pembela Tanah Air), milisi bentukan TNI, yang sekarang membantu TNI melakukan represi terhadap rakyat dan caleg-caleg partai-partai lokal, terutama PA (Partai Aceh) bentukan GAM.

Pembangunan PLTA Peusangan I akan menghancurkan nafkah penduduk yang bertani ikan mas di karamba-karamba di hulu Sungai Peusangan. Mereka sudah dilarang oleh PLN bertani ikan mas di situ, tapi mereka masih bertahan. Belum lagi dampak PLTA Peusangan II nantinya.

Setelah berkunjung ke RRT, JK sangat berambisi mendorong pembangunan 19 PLTU berkapasitas total 10.000 MW di berbagai tempat di Indonesia. Program ini bukan mendorong pengembangan enerji terbarukan yang bersih, tapi justru mendorong pembakaran batubara yang sangat menyumbang pemanasan global. Namun tetap juga program ini didukung oleh JK.

Maklumlah, kelompok-kelompok Bukaka, Bosowa , dan Intim termasuk paket kontraktor pembangunan 19 PLTU itu. Kelompok Bosowa mendapat order pembangunan PLTU Jeneponto di Sulsel, tanpa tender (Rakyat Merdeka, 7 Juni 2006), sedangkan kelompok Intim milik Halim Kalla yang juga salah seorang Komisaris Lion Air akan membangun PLTU berkapasitas 3 x 300 MW di Cilacap, Jateng, dengan bahan baku batubara yang dipasok dari konsesi pertambangan batubara seluas 5.000 ha milik kelompok Intim di Kaltim (GlobeAsia, Sept. 2008, hal. 38).

Setelah 22 DPD Golkar mendukung pencalonan JK sebagai Capres, kita perlu lihat kiprah para pendukung JK di pucuk pimpinan Golkar, seperti Surya Paloh, ketua Dewan Penasehat Golkar. Reputasi Surya Paloh di Aceh di bidang lingkungan sangat buruk, karena Kelompok Media yang dipimpinnya membuka tambang emas, tambang batubaru, dan PLTU di Kabupaten Nagan Raya, Aceh bagian Barat, tanpa AMDAL dan tanpa menghormati pemerintah Gampong dan Mukim, seperti digariskan dalam MoU Helsinki dan UU No. 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Sumber : http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/02/keramaian-di-istana-1-4.html

Kamis, 05 Februari 2009

Penurunan BBM, Kegagalan SBY

05/02/2009 - 14:50
Raden Trimutia Hatta

INILAH.COM, Jakarta - Penurunan harga BBM yang dilakukan secara dicicil oleh pemerintah SBY dianggap bukan sebagai keberhasilan pemerintah. Bahkan, penuruanan harga BBM itu dinilai Partai Gerindra sebagai sebuah kegagalan.

"Itu menunjukan pemerintah gagal dalam membaca kecenderungan pasar dan membuat prediksi penurunan harga minyak dunia," ujar Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Gerindra Media centre, Jakarta, Kamis (5/2).

Menurut Muzani, penurunan hrga BBM itu bukan merupakan keberhasilan pemerintah yang patut dibanggakan. "Pemerintah hanya melakukan trial and error tanpa data valid untuk mengambil keputusan penurunana harga yang signifikan sehingga berdampak signifikan pula pada kehidupan ekonomi rakyat," katanya.

Pemerintah, sambungnya, tidak bisa mengklaim penurunan itu sebagai prestasi karena harga BBM di Indonesia masih lebih mahal ketimbang harga BBM di sejumlah negara lain.

"Penurunan harga BBM yang hanya Rp 1.500 masih sangat rendah, seharusnya pemerintah menurunkan harga lebih dari Rp 2.000 sehingga harga BBM menjadi di bawah RP 4.000," pungkasnya. [mut/ana]

Source : http://www.inilah.com/berita/politik/2009/02/05/81448/penurunan-bbm-kegagalan-sby/

Selasa, 03 Februari 2009

Tourism in West Papua

Tourists are mostly Dutch and German, who come to West Papua travel to the Baliem Valley in the highlands. The main town, Wamena, draws tourists who are interested in trekking and in the culture of the local Dani tribes.

Although the Indonesian administration has previously tried to force them to wear clothes and live a more "civilised" lifestyle, today they are happy if they go naked because it is good for tourism.

In the village of Manda for example, clothed villagers are barred from the village while near-naked tribes-people, well-rehearsed and divided into two twelve-member teams, cook and dance in the traditional way for camera carrying tourists. The tourists pay for the food, the dancing, the photos, some handicrafts and a night's accommodation.

Tourists can stay in a village, completely built by the co-operative to house visitors. The villagers will dress traditionally, dance and have a feast for paying tourists.

Source : www.PapuaToday.com

Senin, 02 Februari 2009

About Papua

Papua/Irian Jaya, known before 1973 as Irian Barat or West Papua. It is Indonesia's largest, most remote, and least populated province. Large areas have yet to be explored, and this is one of the few parts of the worlds where maps can still legitimately be marked "Here be Dragon".
Papua as we called present day is eastern island of Indonesia. Papua comprises the western half of the huge island of New Guinea situated just northern tip of Australia. The eastern part of the island is belongs to Papua New Guinea. Almost half of Papua province is hilly or mountains and about ten Major peaks reach over 4.000 meters and tallest is Carstenz peaks with 5.050 meters from the sea level.

Papua stretches 1.200 kilometers from east to west and it is Indonesia is largest province, covering 160,150 square miles. It is also the second largest island on earth after green land. Papua is a last frontier for travel among unique cultures that have had a little influenced by western people.

The indigenous people of Papua are Melanesians with black skins and curly hair. They generally have a root crop subsistence agriculture based on sweet potatoes and taro, while people in the lowlands and swamps obtain their starch from sago palm which gives and extremely generous yield for remarkably little effort. While many other people of the world were still hunter and gatherers, Papua people had begun to garden. After fairly recently, many of the local people live within simple stone age culture wearing little clothing and decorating their bodies with paintings, shells, pig tusks, feathers and skins.

Source : www.PapuaToday.com
Proyek Bersih Parpol Hanya Slogan - AntiKorupsi.org