Sabtu, 16 Desember 2006

Pandangan Lain terhadap Islam dan Kristen

Sumber : http://mengenal-islam.t35.com/

Situs ini diperuntukkan bagi masyarakat awam yang ingin mengenal Islam dan Kristen secara benar. Pada umumnya, para ustadz dan guru-guru agama Islam selalu mengajarkan Islam sebagai agama yang cinta damai, agama yang benci kekerasan, agama yang toleransi, agama surgawi, agama yang memperlakukan wanita secara wajar, dan masih banyak lagi kebohongan-kebohongan lainnya. Klaim-klaim mereka seringkali tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.


Dan sesungguhnya, semua sepak terjang mereka memang didukung oleh ajaran murni mereka (Quran & Hadist). Jadi, bukan salah orangnya atau oknum di dalam agama tersebut, melainkan memang agamanya yang tidak benar.

Bila kita tidak mencoba untuk mengenal sendiri Islam dari dekat terutama dengan membaca langsung kitab Alquran dan sumber-sumber tersembunyi mereka, kita tidak akan bisa mengerti dan memahami mengapa umat Islam cenderung kasar dan bertabiat pemarah, enggan menerima kritik, angkuh pantang dihina, suka membuat kerusuhan massal, beringas dengan perampokan dan penjarahannya sambil memperkosa, suka teriak-teriak "Allahuakbar". Dari kitab Alquran, setidaknya, kita bisa mengerti mengapa mereka seperti itu.

Di samping itu, para Ustadz dan Ulama-ulama kampungan seringkali menyebarkan fitnah dan mengajarkan Kristologi yang keliru kepada umat Islam terutama Islam kalangan bawah. Di situs ini kita jawab tuduhan-tuduhan mereka terhadap ajaran kekristenan. Lewat situs ini pula, mari kita singkap kebohongan-kebohongan mereka! Mari kita bongkar kedok Syaitan yang suka mengatasnamakan agama di zaman akhir ini.

Situs ini bukan bermaksud menjelek-jelekkan agama Islam, tetapi secara jujur hendak mengungkap kebenaran tentang apa dan bagaimana Islam itu yang sebenarnya. Situs ini 100% dikelola oleh pribadi, tidak bersangkut paut dengan organisasi atau lembaga manapun.

Kebebasan berpendapat adalah juga kebebaan untuk mengkritik tokoh dan agama yang dimuliakan seseorang. Tanpa kebebasan seperti itu tidak akan ada kebebasan. Kepercayaan tidak harus dihormati. Mereka harus dikritisi, dicermati, dipertanyakan dan jika kekurangan bukti, harus dibuang. Banyak terdapat segala macam kepercayaan. Jika seseorang harus menjaga mulutnya agar tidak berkata apapun yang mungkin melukai kepercayaan orang lain, maka orang itu tidak bisa berkata apa-apa sama sekali. Banyak orang yang memuja Hitler. Apa kita menyarankan orang jangan bicara apapun yang melawan Hitler karena mungkin akan ada orang yang terlukai hatinya? Saat ini orang-orang Korea Utara percaya bahwa Kim Jung Il adalah semacam dewa. Haruskah kita jaga lidah kita dan menghormati monster sadis ini karena ada orang yang mencintai dia dan akan sakit hati jika kita kritik dia? Para pengikut Jim Jones memuja psikopat itu sedemikian sehingga ketika beberapa orang berhasil kabur dari kelompok itu dan menulis hal-hal yang menentangnya,

pemuja-pemuja yang lain membunuh mereka. Ini juga terjadi dalam kasus kelompok pemujaan lain.

Para pemuja mencinta pemimpin mereka hingga mereka mendewakannya dan sangat sakit hati jika ada orang mengritik pemimpinnya. Bahkan inilah perbedaan besar antara 'sebuah kelompok pemujaan' dan agama.

Yesus sering dijelek-jelekkan. Seseorang dengan pemikiran aneh menempatkan salib di dalam botol berisi air kencing dan menyebutnya karya seni. Kristen marah, tapi ini hanya karena kota New York mengijinkan penyimpangan ini dipertunjukkan di museum kota yang dibayar dari uang pajak mereka. Protes dilakukan terhadap museum, tidak terhadap ‘artis’ idiot itu. Artis itu tidak pernah diancam dan tidak takut kehilangan nyawanya. Sebaliknya para muslim membuat kerusuhan dan membunuhi orang-orang tak bersalah ketika beberapa kartun tentang Muhammad dibuat. Ini saja cukup bukti bahwa Islam adalah 'sebuah sekte pemujaan', bukan sebuah agama.

Siapa bilang kepercayaan harus dihargai? Hanya mereka yang tidak bisa membela kepercayaannya secara rasional yang ingin perlindungan terhadap kritik kepercayaan mereka. Karena kepercayaan mereka begitu menjijikan, mereka ingin memaksa orang lain untuk menghargai kepercayaan mereka melalui undang-undang.

Jika para muslim dapat menjawab kritik yang diangkat terhadap Islam, mereka tidak akan bertingkah begitu sadis. Mereka melakukan sensor dan kekerasan persisnya karena mereka gagal dalam hal penggunaan akal. Kenapa para pengikut agama lain tidak bertingkah seperti ini dan kenapa para pengikut aliran pemujaan melakukan hal ini? Karena kebiasaan ini adalah kebiasaan kelompok pemujaan. Islam bukanlah agama tapi adalah sebuah kelompok pemujaan yang berkembang lebih luas.

Alasan kenapa Islam bertahan selama ini persisnya karena strategi fallacy (buah pikiran yg keliru). Para muslim akan mengeluarkan ancaman-ancaman mereka untuk mengintimidasi para pengritik mereka dan membungkam mereka lalu mengumumkan kemenangan. Ini sebabnya diskusi sungguhan antara akademisi muslim dan para pengritik Islam tidak pernah terjadi. Alasannya adalah para muslim tidak tahan terhadap kritik akan nabi mereka. Kenapa? Apa karena mereka tidak bisa menjawabnya? Segera setelah mereka sadar akan posisi mereka yang tersudut dan dalam bahaya mereka mencari alasan-alasan untuk kabur.

Menghargai kepercayaan yang salah bukan sebuah kebaikan sama sekali. Malah sebenarnya sebuah fallacy. Apa definisi dari kepercayaan? Kepercayaan artinya menerima sebuah dalil tanpa bukti. Sekali anda punya bukti, maka bukan lagi sebuah kepercayaan tapi sebuah fakta. Seorang anak bisa saja percaya jika dia memakan biji semangka, maka tanaman semangka akan tumbuh di perutnya. Kepercayaan ini tidak harus dihargai. Tentu saja, anda akan tersenyum dan mungkin mendengarkan keseluruhan ceritanya dg penuh perhatian. Anda tidak mengejeknya atau membuat dia sedih. Lagipula dia cuma anak-anak. Anda cinta anak ini tapi adalah menggelikan jika kita katakan kita harus hargai kepercayaannya yang lucu itu juga. Jika dia bertumbuh besar dan dapat mengerti lebih baik, anda jelaskan padanya bahwa semangka tidak dapat tumbuh di dalam perut.

Sekarang bagaimana jika anak ini menjadi dewasa dan tetap ingin berpegang pada kepercayaan lucunya? (Kebanyakan kepercayaan-kepercayaan yang dipegang orang dg keramat lebih lucu lagi dari kepercayaan tentang biji semangka yg tumbuh di perut). Apa anda akan tetap sabar menghadapi pikiran bodohnya? Ya! Sepanjang kepercayaannya tidak melukai orang lain, anda harus membiarkannya. Bukan hak kita memutuskan apa yg harus dipercaya orang lain dan apa yang tidak boleh mereka percayai. Ini inti dari kebebasan berpikir. Kita mungkin tidak setuju dengan Hinduisme, Kejawen, Zoroastrianisme atau Bahais. Karena agama ini tidak mengganggu, kita tidak berhak untuk menghentikan mereka dan memaksa mereka yang percaya untuk meninggalkan kepercayaan mereka. Tapi, kita tidak boleh membiarkan kepercayaan yang mengganggu/merusak orang lain.

Jika sebuah agama mengajarkan: bunuh kafir di mana pun kau temukan; mereka najis, jangan berteman dengan mereka, tuhan membenci mereka dan mereka adalah bahan api neraka, agama seperti ini berbahaya. Umat manusia harus bersatu memusnahkan agama setan ini. Doktrin kebencian yang sama membawa banyak kematian dan kehancuran pada abad terakhir. Setiap orang harus bergabung untuk melawannya. Kita jangan biarkan hal ini terjadi lagi. Kita harus memusnahkan setiap doktrin jahat. Kepercayaan yang tidak toleran jangan diberi toleransi. Ketika kemanusiaan melawan dan mengakhiri doktrin jahat Nazisme, setiap orang berjanji ‘tidak akan lagi’, tapi sebuah doktrin yang mirip atau bahkan lebih berbahaya sedang mengangkat kepalanya lagi. Orang tidak melawannya karena menyamar sebagai agama. Kita harus membuka topengnya dan bilang TIDAK. Islam membawa lebih banyak kematian dan kehancuran dari Nazisme. Harus dihentikan sebelum membakar dunia. Satu orang mengulang dengan persis perkataan-perkataan Hitler. Dia menyangkal

holocast sementara menjanjikan melakukan holocaust lain. Buku Hitler menjadi buku paling laris di Turki selama beberapa tahun ini. Hitler jadi pahlawan dari muslim. Quran lebih jahat dari Mein Kamph. Kita jangan biarkan muslim melakukan apa yang Nazi lakukan. Jangan lagi, kita biarkan kejahatan menjadi bertambah kuat. Kita harus sadarkan para muslim!

Masyarakat yang bebas dan beradab harus melindungi hak-hak SEMUA penduduknya untuk bebas. Yang dimaksud dengan SEMUA adalah setiap orang, bukan hanya mayoritas. Tanpa kebebasan berpikir dan kepercayaan tidak akan ada kebebasan. Jadi bagaimana jika sekelompok orang memutuskan untuk memaksakan kepercayaannya pada orang lain?

Dalam hal ini menjadi tanggung jawab negara untuk menahan kelompok ini dengan maksud melindungi yang lain. Intoleransi bukan sebuah hak. Anda punya hak untuk mengritik kepercayaan manapun tapi anda tidak punya hak untuk tidak toleran, menimbulkan kebencian dan membuat kekerasan. Mereka yang melakukannya harus dihentikan dengan hukum. Jika mereka tidak mengerti dengan logika maka harus dihentikan dengan kekuatan. Kebebasan anda berakhir pada kebebasan orang lain. Ini batas dari kebebasan dari masyarakat yang bebas di mana setiap orang bebas. Islam Jahat sangat khas. Satu-satunya agama yang menganjurkan intoleransi dan kebencian.

Muhammad tidak menghargai kepercayaan orang lain. Bukan untuk ini kita menyalahkannya. Kita menyalahkan dia karena dia tidak toleran pada kepercayaan-kepercayaan orang lain itu.

Bukankah para muslim membakar gereja-gereja dan sinagoga-sinagoga? Bukankah mereka menghina dewa-dewa Hindu? Bukankah mereka merusak patung-patung Buddha di Bamian? Mungkin anda akan berkata bahwa para muslim itu tidak tahu, tapi bagaimana mengenai Muhammad? Bukankah dia (Muhammad) menghina kepercayaan trinitas dari Kristen, yang sebenarnya tidak dimengerti oleh dia sendiri? Bukankah dia menghina dan akhirnya menghancurkan patung-patung kaum Quraish?

Yang dipelajari Muslim tentang Islam di mesjid2 dan forum2 Islam hanyalah kebaikan2 Muhammad saja. Tidak pernah dibahas bagaimana Muhammad memancungi kafir, memperkosa kafir, menjarah kafir demi makanan, uang, tanah, wanita2. Mana pernah kalian dengar tentang hal itu di mesjid? Justru mesjid2 di tetangga pada sibuk jerit2 menghina kafir tanpa malu2 pakai megaphone segala. Teman-teman Muslim saya tidak pernah tahu bahwa Muhammad mengawini anak perempuan kecil usia 6 tahun. Mereka tidak tahu kalau Muhammad cekcok sama Hafsa gara2 Muhammad meniduri babunya Hafsah (Mariyah) di ranjang Hafsa. Mereka tidak tahu kalau Muhammad memancung 900 Yahudi usia 13 tahun ke atas yang sudah tidak berdaya lagi selama sehari semalam. Mereka tidak tahu kalau tentara Muslim suka memperkosa tawanan wanita kafir di hari yang sama sanak keluarga wanita2 kafir itu dibunuh. Yang jelek2 sih disembunyikan terus oleh para ustad dan imam. Yang bagus2 saja yang terus dikeluarin dan ditunjukan pada Muslim.

Sumber : http://mengenal-islam.t35.com/

Kegeraman seorang Indonesia akan rusaknya budayanya sendiri

Dalam refleksi kosong, kadang-kadang saya jadi geram ketika mengingat sejarah tentang penyebaran virus Islam ke Indonesia.

Para penjahat itu adalah Wali Songo dan mereka-mereka yg membuka jalan bagi masuknya virus Arab ke nusantara. Dulu, pada abad ke-8 saja leluhur kita sudah berteknologi tinggi dan mampu membangun Borobudur (salah satu bukti peradaban paling maju pada zaman itu).

Abad ke-13 Gajah Mada menjelajahi dan menyatukan sebagian besar kawasan Asia Tenggara, dan sebagai bangsa kita mencapai masa keemasan.

Abad berikutnya, mulai para pembawa virus Arab (bukan orang Arab) datang (yakni antara abad 14-15) yang akhirnya pelan-pelan menggerogoti kerajaan Majapahit dan hancur tinggal puing-puing. Dari kerajaan adi-kuasa di Asia Tenggara dengan bangunan2 megahnya (pura, candi-candi), menjadi kerajaan tengu di Yogja & Solo yg istananya aja cuma dari kayu dan udah mau roboh ditiup angin.

Coba kalau Islam tidak masuk ke Indonesia, barangkali kita sudah lebih maju saat ini dan cara berfikir kita pasti lebih advanced. Kalau sejak abad ke-8 saja sudah bisa bikin Borobudur, membangun kota-kota seindah Bali, menguasai kawasan seluas Asia Tenggara harusnya pada abad ke-16 menara Eifel ada di Jawa, bukan di Paris.

Terkadang saya jadi bertanya, Islam sudah memberi apa sih kpd
Indonesia? Kecuali terorisme, budaya jenggot, dan jilbab? Sementara meskipun hanya sisa-sisa, kita sampai sekarang masih bisa menikmati hasil warisan leluhur kita melalui industri pariwisata Borobudur & Bali. Ironisnya, Islam bukan saja telah merusak mental bangsa kita, bahkan telah beberapa kali berusaha menghancurkan warisan budaya asli kita.

Thn 85-an teroris muslim beberapa kali mengebom Borobudur dan belakangan ini mau menghancurkan Bali.

Saya sampai sekarang belum bisa melihat sisi baik apa yang sudah disumbangkan oleh orang Arab ? Kecuali duit2 recehan dari Saudi ke masjid-masjid yang pro Wahabi. Itu pun dampaknya lahir para pasukan jihadi yang siap menjadi relawan perang membela orang Arab yg berantem dengan sepupunya sendiri (Yahudi).

Justru, setelah bangsa kita digerogoti oleh virus Arab (mulai abad 14-15),
akhirnya (pada abad ke-16) bangsa kecil seperti Belanda bisa menguasai kita. Demikianlah seterusnya sampai hari ini. Dengan kata lain, penyebaran virus budaya jahiliyah Arab (melalui Islam) telah merusak banyak tatanan sosial budaya lain yang tanpanya barangkali malah bisa lebih maju.

Jika salah satu kriteria bangsa yg maju/modern adalah bangsa yg telah
memperkenalkan budaya-budaya unggul, maka seberapa majukah bangsamu hari ini? Ukurannya ada di organ bagian atasnya Muslim Melayu yang mereka tutupi dengan peci bau minyak pelet atau jilbab penutup ketombe.

Kaji Dullah

Sumber : http://mengenal-islam.t35.com/Sejarah_Wali_Songo.htm

Selasa, 28 November 2006

Kaedah Arkeologi Menjadi Unsur Utama dalam Pengangkatan Benda Cagar Budaya Bawah Air

Pemerintah memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk melakukan usaha pengangkatan benda cagar budaya bawah air, sepanjang memenuhi aturan yang berlaku termasuk kaedah-kaedah arkeologi.

"Kaedah arkelogi ini yang harus didahulukan, sebelum faktor ekonomi yang memang menjadi pertimbangan utama perusahaan yang mengeksplorasi benda cagar budaya bawah air ," kata Direktur Peninggalan Bawah Air, Ditjen Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Drs. Surya Helmi dalam dialog interaktif di Studio RRI Jakarta, Rabu (28/11).

Dialog interaktif kerja sama Pusat Informasi dan HUMAS Depbudpar dengan RRI yang kali ini mengusung tema 'Pengelolaan Benda Cagar Budaya Bawah Air Indonesia' menampilkan nara sumber Omar Fazni, Dirut PT Adi Kencana, pelaku usaha bidang pengangkatan benda cagar budaya bawah air.

Menurut Surya Helmi, kaedah-kaedah arkeologi terhadap usaha pengangkatan benda cagar budaya bawah air dimaksudkan sebagai upaya untuk konservasi, pelestarian budaya, maupun ilmu pengetahuan. Sehingga kalau dalam pengangkatan benda cagar budaya bawah air itu kemudian ditemukan benda bernilai ekonomi tinggi, negara harus mendapatkan masterpiece-nya lebih dahulu, didata, diteliti untuk ilmu pengetahuan, kemudian baru dinilai secara ekonomis dengan pembagian hasil fifty-fifty untuk pemerintah dan perusahaan yang mengeksplorasi benda cagar budaya bawah air tersebut.

"Aturan main dalam pengangkatan benda cagar budaya bawah air, mulai dari proses survey hingga pengangkatan, telah diatur dalam Keppres No.107 tahun 2001 kemudian diperbarui dalam Perpres No.19 tahun 2005, tentang Kepanitian Nasional terdiri 15 instansi yang memberi izin terhadap usaha tersebut, " kata Surya Helmi.

Usaha di bidang survey dan pengangkatan benda cagar budaya bawah air, menurut Omar Fazni, memiliki risiko sangat tinggi, sehingga jumlah perusahaan yang bergerak di bidang ini relatif sedikit, terhitung oleh jari. "Selain membutuhkan dana besar serta SDM yang handal, tingkat kegagalannya sangat tinggi," kata Omar, yang mengaku selama delapan tahun bergerak di bidang ini telah mengangkat 3 kapal Cina berikut isinya berupa keramik di laut seputar kawasan Kepulauan Riau.

"Namun, dari hasil pengangkatan benda cagar budaya tersebut belum ada yang terjual," katanya, seraya mengatakan karena risikonya sangat tinggi selayaknya pemerintah memberi keluwesan soal perizinan misalnya dengan merampingkan Kepanitian Nasional dari 15 instansi cukup diwakili 3 instansi yakni Depbudpar, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), serta TNI-AL dan Kepolisian. Dengan demikian prosedurnya akan lebih luwes.

Menurut Surya Helmi, wilayah Indonesia yang strategis berada dalam jalur laut perdagangan internasional, memili ribuan titik lokasi kapal tenggelam yang menjadi cagar budaya bawah air. "Menurut data sejarah kini baru terpetakan sekitar 500 situs sejarah berupa kapal tenggelam dari Cina, Portugis, Spayol, VOC Belanda yang tersebar di bergai daerah perairan di Indonesia, " katanya, seraya mengatakan jumlah situs itu di lapangan tentunya jauh lebih besar karena menurut informasi pada ratusan tahun lalu puluhan ribu kapal dagang Cina yang belayar tidak kembali, sebagian besar tenggelam di perairan Nusantara. (Humas)

Sumber : http://www.budpar.go.id/page.php?ic=511&id=3307

Jumat, 25 Agustus 2006

Makanan Vegetarian

Industri pembuatan daging imitasi dari bahan nabati yang semakin kreatif belakangan ini tidak hanya terbatas pada hewan halal saja tapi juga berbagai jenis masakan rasa babi ala vegetarian.

Vegetarian kini tampaknya menjadi kata yang semakin populer di dunia termasuk di Indonesia. Di kota-kota besar dunia, restoran vegetarian sudah menjadi pilihan yang cukup mudah dicari. Di Indonesia pun restoran-restoran vegetarian meski belum banyak mulai bermunculan di kota-kota besar. Vegetarian juga merupakan salah satu pilihan menu yang ditawarkan oleh maskapai penerbangan internasional.

Aliran vegetarian atau vegetarianisme merupakan suatu aliran dimana penganutnya tidak mengkonsumsi produk-produk hewani dan turunannya, hanya membatasi diri pada produk-produk nabati. Aliran ini sudah dipraktekkan di India sejak 2000 tahun sebelum Masehi sebagai bagian dari ritual agama Hindu. Sampai saat ini mayoritas pengikut aliran vegetarian didasarkan alasan keagamaan. Selain Hindu, agama yang juga mengajarkan vegetarianisme adalah Budha, Taoisme, Baha’i, Sikh, dan juga Jainisme.

Perkembangan vegetarianisme dewasa ini tidak hanya didasarkan pada ajaran agama, tetapi didasari berbagai motivasi yang berbeda. Ada yang memilih vegetarian karena alasan kesehatan, dimana dipercaya bahwa makanan nabati lebih menyehatkan dibandingkan makanan hewani. Selain itu ada sebagian orang yang memilih menjadi vegetarian karena alasan etika, karena memandang bahwa pembunuhan hewan merupakan perbuatan kejam yang harus dihindari. Motivasi lain yang mendasari adalah adanya kepercayaan bahwa konsumsi produk hewani dapat memberikan pengaruh sifat kehewanan kepada yang memakannya.

Jenis-Jenis vegetarian

Aliran vegetarian dapat dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat kekuatannya meninggalkan konsumsi produk hewani. Kelompok yang paling ekstrim tidak hanya meninggalkan produk hewani, tetapi hanya mau makan bagian tanaman yang dipanen tanpa merusak tanaman pokoknya, sehingga menolak makan kentang atau bayam karena cara memanennya harus mencabut seluruh tanamannya. Bahkan kelompok ini juga tidak mau menggunakan bahan asal hewan dalam bentuk apapun dalam kehidupan sehari-harinya. Sedangkan kelompok yang paling longgar, tapi masih dikategorikan vegetarian adalah yang masih mau mengkonsumsi jenis daging tertentu dan meninggalkan daging merah.

Beberapa contoh kelompok vegetarian yang umum ditemui adalah sebabagi berikut :

* Pesco/pollo Vegetarian (semi-vegetarian) adalah kelompok yang masih mengkonsumsi produk daging tertentu misalnya daging ayam dan ikan tapi meninggalkan kelompok daging merah.

* Lacto-ovo Vegetarian adalah kelompok yang masih mengkonsumsi telur dan produk susu dan menghindari segala jenis daging termasuk ikan. Kelompok yang mengkonsumsi susu tapi tidak mengkonsumsi telur disebut lacto-vegetarian, sedangkan yang mengkonsumsi telur tapi tidak mengkonsumsi susu disebut ovo-vegetarian.

* Vegan adalah kelompok yang meninggalkan sama sekali produk hewani dan turunannya, termasuk gelatin, keju, yogurt dan juga menghindari madu, royal-jeli dan produk turunan serangga. Sebagian penganut vegan menghindari penggunaan produk hewani seperti kulit hewan ataupun kosmetik yang mengandung produk hewani.

Menurut Wikipedia (2006) vegetarian di India sebagian besar terdiri dari kelompok lacto-vegetarian yang merupakan 70 persen dari populasi vegetarian dunia. Sedangkan di Barat vegetarianisme biasanya merupakan kelompok lacto-ovo vegetarian, meskipun kelompok vegan pun berkembang dengan cukup pesat.



Vegetarian vs halal
Bagi kaum Muslimin yang sedang berada dalam perjalanan atau di negeri non-Muslim, memilih makanan halal merupakan permasalahan yang umum ditemui. Dalam keadaan seperti ini, tampaknya makanan vegetarian merupakan solusi yang dapat memberikan jalan keluar.

Bila menelaah kriteria vegetarian, maka kelompok makanan penganut lacto-ovo vegetarian dan vegan merupakan kelompok yang aman ditinjau dari segi kehalalan karena sama sekali tidak membolehkan produk daging dan turunannya. Tapi ada satu hal yang perlu diperhatikan bahwa kelompok vegetarian apapun mengkonsumsi produk minuman beralkohol. Oleh karena itu jika mengkonsumsi makanan vegetarian yang dimasak, perlu dicermati apakah dalam pengolahannya menggunakan minuman beralkohol sebagai bumbu atau tidak.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketika memilih produk vegetarian dalam kemasan. Masih banyak industri makanan yang mengklaim produknya sebagai produk vegetarian, tetapi yang betul-betul diperhatikan sebagai vegetarian hanyalah bahan bakunya saja, sedangkan bahan tambahan yang digunakan seperti flavor atau pewarna mungkin masih mengandung produk hewani atau penggunaan enzim asal hewan.

Selain itu, industri pembuatan daging imitasi dari bahan nabati yang semakin kreatif belakangan ini tidak hanya terbatas pada hewan halal saja tapi juga berbagai jenis masakan rasa babi ala vegetarian. Meskipun bahan pembuatnya terbuat dari bahan-bahan halal, Komisi Fatwa MUI telah memutuskan untuk tidak memberikan fatwa halal untuk produk-produk tersebut dan memfatwakan kepada kaum Muslimin untuk menghindarinya karena dapat menyebabkan efek ‘cinta’ terhadap produk-produk haram.

Jadi, meskipun makanan vegetarian merupakan salah satu solusi bagi konsumen muslim jika berada di daerah yang sulit memperoleh makanan halal, ketelitian dalam memilih

Penulis : tri
REPUBLIKA - Jumat, 25 Agustus 2006

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/21496/Makanan_Vegetarian

Senin, 14 Agustus 2006

Nasionalisme Ditinjau dari Akarnya

Indonesia adalah Negeri Majemuk Terbesar di Dunia

Achmad Fedyani Saifuddin

Kekhawatiran akan merosotnya nasionalisme dan terjadinya disintegrasi nasional merebak di mana-mana akhir-akhir ini. Hal ini, antara lain, juga tercermin dalam simposium berjudul “Membangun Negara dan Mengembangkan Demokrasi dan Masyarakat Madani” yang diselenggarakan oleh Komisi Ilmu-ilmu Sosial Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di Jakarta, Selasa, 8 Agustus 2006, di mana penulis juga menyajikan makalah.

Di tengah wacana mengenai nasionalisme yang pada umumnya dimulai dari tengah�yakni langsung membicarakannya sebagai fenomena masyarakat modern yang dikaitkan dengan fenomena negara�penulis coba mengangkat isu yang masih kurang dibicarakan orang, yakni membicarakannya dalam konteks kondisi-kondisi dasar yang di dalamnya dibangun bangsa (nation), kebangsaan (nasionalitas), dan rasa kebangsaan (nasionalisme) Indonesia. Kondisi dasar yang dimaksud dalam tulisan ini adalah suku bangsa.

Membicarakan suku bangsa sebagai kondisi dasar berarti menempatkan konsep-konsep bangsa, negara, dan nasionalisme secara posteriori. Dengan memahami suku bangsa sebagai kondisi dasar, diharapkan pemahaman kita tentang bangsa, kebangsaan, dan nasionalisme akan menjadi lebih sistematik dan jernih.

Corak kebangsaan dan nasionalisme sedikit banyak ditentukan oleh kondisi dasar tersebut, meskipun dalam perjalanan zaman niscaya ada distorsi-distorsi yang dapat mengubah sosok maupun muatan nasionalisme itu. Selanjutnya, dengan menempatkan negara dalam konteks ini, maka negara dipandang sebagai bagian dari wilayah analisis yang lebih luas, yakni sebagai external agent yang saling memengaruhi dengan kondisi-kondisi lokal.

Karena titik tolak pembicaraan ini adalah dari perspektif tradisional suku bangsa�suatu kesatuan sosial yang hidup di suatu teritorial tertentu, dan yang memiliki suatu kebudayaan�maka pergeseran konsep ini menjadi konsep kelompok etnik, sebagai konsekuensi dari proses menjadi kompleks masyarakat, menjadi penting dibicarakan.

Para ahli antropologi sependapat bahwa suku bangsa adalah landasan bagi terbentuknya bangsa. IM Lewis (1985: 358), misalnya, mengatakan bahwa “istilah bangsa (nation) adalah satuan kebudayaan� tidak perlu membedakan antara suku bangsa dan bangsa karena perbedaannya hanya dalam ukuran, bukan komposisi struktural atau fungsinya� segmen suku bangsa adalah bagian dari segmen bangsa yang lebih besar, meski berbeda ukuran namun ciri-cirinya sama”.
Meski pernyataan ini menuai banyak kritik, khususnya terkait dengan isu “homogenitas” ini, jelas bahwa para antropolog sangat peduli bahwa suatu konsep sosial budaya harus memiliki dasar empirik dalam kenyataan, bukan konsep yang dibangun di awang- awang. Konsep bangsa tentulah memiliki akar empirik, yakni dari suku bangsa.

Rasa kebangsaan

Kebangsaan (nationality) dan rasa kebangsaan (nationalism) saling berkaitan satu sama lain. Rasa kebangsaan, biasanya juga disebut nasionalisme, adalah dimensi sensoris�meminjam istilah Benedict Anderson (1991[1983]) Imagined Communities�merupakan konsep antropologi yang tidak semata-mata memandang nasionalisme sebagai prinsip politik.

Dimensi sensoris yang tak lain adalah kebudayaan ini memperjelas posisi antropologi yang berangkat dari konsep suku bangsa, kesukubangsaan, bangsa, dan kebangsaan, sebagaimana dibicarakan di atas. Inilah akar-akar bagi membicarakan rasa kebangsaan (nasionalisme) itu.
Rasa kebangsaan atau yang kerap kali juga disebut nasionalisme adalah topik baru dalam kajian antropologi. Nasionalisme sebagai ideologi negara-bangsa modern sejak lama adalah rubrik ilmu politik, sosiologi makro, dan sejarah.

Perhatian antropologi terhadap nasionalisme menempuh jalur yang berbeda dari disiplin-disiplin tersebut yang menempatkan negara sebagai titik awal pembahasan. Sejalan dengan tradisinya, antropologi menempatkan nasionalisme bersamaan dengan negara karena kesetiaan, komitmen, dan rasa memiliki negara tidak hanya bersifat instrumental�yakni keterikatan oleh prinsip politik�melainkan juga bersifat sensorik yang berisikan sentimen-sentimen, emosi-emosi, dan perasaan-perasaan.

Dalam dimensi ini, bangsa, kebangsaan, dan rasa kebangsaan menjadi suatu yang “imagined” (meminjam istilah Benedict Anderson), yang berarti “orang- orang yang mendefinisikan diri mereka sebagai warga suatu bangsa, meski tidak pernah saling mengenal, bertemu, atau bahkan mendengar. Namun, dalam pikiran mereka hidup suatu image mengenai kesatuan bersama. Itulah sebabnya ada warga negara yang mau mengorbankan raga serta jiwanya demi membela bangsa dan negara.

Nasionalisme baru

Tak seorang pun menyangkal bahwa bangsa Indonesia tersusun dari aneka ragam suku bangsa. Jelas bahwa tidak hanya suku bangsa yang beraneka ragam, melainkan juga ras, agama, dan golongan sosial-ekonomi.

Belum lagi fakta bahwa penduduk Indonesia yang jumlahnya kira-kira 250 juta itu hidup tersebar di kepulauan yang paling luas di dunia. Maka, keanekaragaman adalah kondisi dasar bangsa dan negara kita. Bilamana kita hendak membicarakan nasionalisme Indonesia, maka isu keanekaragaman itu patut menjadi landasan pertama pemahaman kita.
Nasionalisme kita adalah suatu konstruksi yang dibangun dan dipelihara posteriori. Sejarah perjuangan bangsa penuh heroik dalam mencapai kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah salah satu bagian konstruksi terpenting sehingga selama 60 tahun bagian ini menjadi perekat integrasi bangsa.

Sebagai suatu konstruksi posteriori, maka nasionalisme harus dijaga, dipelihara, dan dijamin mampu menghadapi perubahan zaman. Selain itu, nasion sebagai suatu yang “imagined” adalah entitas abstrak yang berisikan bayangan-bayangan, cita-cita, dan harapan-harapan bahwa nasion akan tumbuh makin kuat dan mampu memberikan perlindungan, kenyamanan, dan kesejahteraan hidup. Selama 60 tahun imajinasi itu hidup dan terpelihara, rakyat terus menggantungkan harapan bahwa suatu waktu kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan itu akan terwujud.

Namun, pertanyaan besar adalah seberapa lama dan kuat harapan-harapan itu bertahan? Bagaimanapun, harapan-harapan itu ingin disaksikan dalam wujudnya yang nyata oleh warga bangsa kita.

Apabila nasion adalah suatu yang “imagined”, maka nasionalisme adalah suatu ideologi yang menyelimuti imajinasi itu. Sebagaimana halnya imajinasi itu sendiri, maka nasionalisme pun akan mengalami kemerosotan apabila distorsi yang disebabkan oleh faktor-faktor lain dalam negara-bangsa ini semakin meningkat.

Secara internal kita berhadapan dengan fenomena meningkatnya kemiskinan, korupsi, konflik-konflik kepentingan partai dan golongan, kesenjangan sosial-ekonomi, ketidakpastian pelaksanaan hukum, jurang generasi, dan banyak lagi; secara eksternal kita menghadapi fenomena global, seperti liberalisasi ekonomi, memudarnya ideologi, dan meningkatnya komunikasi lintas batas negara dan kebudayaan.

Tantangan internal dan eksternal tersebut niscaya memengaruhi kadar dan muatan nasionalisme kita. Nasionalisme kita hanya akan dapat dijaga dan dipelihara apabila kita secara mantap dan konsisten berupaya keras untuk meminimalisasi�kalau tak mungkin menghilangkan�fenomena internal di atas sehingga cukup kuat berkontestasi dengan bangsa-bangsa lain.
Barangkali ini adalah upaya yang jauh lebih keras dan berat dibandingkan bangsa-bangsa lain karena Indonesia adalah negeri majemuk terbesar di dunia. Sebagai bangsa majemuk terbesar, kita juga paling rentan perpecahan dan disintegrasi. Itulah sebabnya kita perlu memahami dan menyadari kondisi-kondisi dasar bangsa kita, antara lain, suku bangsa dan kesukubangsaan, sebelum kita berbicara tentang isu-isu lain, seperti nasionalisme sebagai prinsip politik.

Achmad Fedyani Saifuddin
Pengajar Departemen Antropologi UI, Anggota Forum Kajian Antropologi Indonesia


Sumber : http://himpsijaya.org/2006/08/14/nasionalisme-ditinjau-dari-akarnya/

Kamis, 27 Juli 2006

TKW Meninggal, Keluarga Dikabari Setelah 2 Tahun

indosiar.com, Poliwali - Nasib malang kembali menimpa seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Poliwali, Mandar, Sulawesi Barat. Nuraini, wanita yang telah bertahun-tahun bekerja di Kuwait tewas di rumah majikannya 2 tahun lalu. Ironisnya, kabar kematian korban baru diketahui pihak keluarga 2 tahun setelah ia meninggal dunia.

Suasana duka masih menyelimuti keluarga Nuraini di Kota Poliwali, Sulawesi Barat. Sejak berita kematian Nuraini yang diperoleh dari seorang rekannya via surat, pihak keluarga hanya bisa menunggu kabar kemungkinan pengembalian jenazah korban ke tanah air.

Pihak keluarga Nuraini mengaku kecewa terhadap pihak Departemen Luar Negeri yang tidak memberi perlindungan terhadap TKI di Kuwait. Pasalnya, surat pemberitahun meninggalnya Nuraini baru diterimanya 20 Maret 2006 lalu. Sementara Nuraini meninggal 27 Juli 2004 silam.Pihak keluarga akan meminta kepada Deplu agar jenazah anaknya dapat dibawa pulang ke Indonesia. (Saharuddin Ridwan/Sup)

Sumber : http://www.indosiar.com/fokus/53443/tkw-meninggal-keluarga-dikabari-setelah-2-tahun

Jumat, 19 Mei 2006

MISSING LINK : ARAB - MUHAMMAD & JAWA - WALISONGO

May 19, 2006

Dalam rangka untuk mencapai tujuannya, salah satu usaha yg dilakukan oleh Muhamad adalah : mengadopsi tokoh2 , kisah dan firman Tuhan yang ada pada Kaum Yahudi dan Nasrani (Ahlul Kitab) yang ada di tanah Arab saat itu.

Tokoh, kisah dan firman tadi kemudian dipermak menurut kepentingan Muhamad menjadi produk baru bernama Quran & Islam. Selanjutnya produk baru ini dijual kembali kepada Kaum Yahudi dan Nasrani. Yang tahu ttg produk ini tentu saja menolak. Yang tidak tahu pasti menerima (meskipun menerima dg bayaran nyawa).

Bagi kaum Yahudi dan Nasrani yang menolak, Muhamad menyebut mereka sebagai orang kafir, penghuni neraka.

Sekarang mari kita lihat sejarah perkembangan Islam di Jawa.

Walisongo (Sunan Kalijogo), mengadopsi cerita wayang yg sudah menjadi budaya Jawa dengan latar belakang Hindu India (Mahabarata). Baik tokoh, cerita dan 'firman' dalam cerita pewayangan tadi diubah (baca: dibelokkan) oleh walisongo, dipermak menjadi produk baru dan lagi2 produk ini dijual kepada orang2 Hindu Jawa. Bagi yang tahu, mending kabur kayak leluhurnya dahulu yg pada kabur ke Pulau Bali. Lagi2, bagi orang Jawa yg memiliki cerita pewayangan asli yg tidak percaya dg cerita wayang versi Walisongo disebut : Kapir, calon penghuni neraka.

Berikut link dalam bahasa Jawa :

http://www.suaramerdeka.com/cybernews/kejawen/blencong/blencong-kejawe n09.html

Terjemahannya Kurang lebih begini :

Menyambut Hari Raya Idul Fitri ini, ada suatu cerita dalam pewayangan yang perlu diperhatikan.

Walisanga dalam mengemban tugas luhur dalam rangka mengIslamkan tanah Jawa, mengetahui bahwa wayang bisa menjadi sarana siar Islam yang sangat efektif. Dalam bukunya, Poerbosoebroto yang berjudul Wayang lambang Ajaran Islam, banyak sekali hal2 yang berkaitan dengan maksud Walisanga tadi.

Oleh walisanga, wayang diubah menjadi media dakwah Islam. Akidah Islam disiarkan melalui mitologi Hindu. Hal2 yang berkaitan dengan Dewa (Hyang, Sang Hyang) yang menjadi sesembahan masyarakat waktu itu dikait-kaitkan dengan cerita nabi. Mitologi Hindu berpegang pada dewa sebagai sesembahannya. Karena itu, walisanga memadukan cerita silsilah wayang dengan nabi2.

Cerita silsilah wayang digarap dan diurutkan ke atas sampai pada nabi Adam. Metode dakwah Walisanga lewat mitologi Hindu, sangat tepat dengan kontek budaya masyarakat Jawa waktu itu (abad 15) yang memeluk agama Hindu.

Untuk menyiarkan akidah Islam, Walisanga memilih cara atau metode, yang menurut Drs Ridin Sofyan cs dalam buku Islamisasi Jawa disebut 'de-dewanisasi' cerita (lebih tepatnya de-sakralisasi dewa/tuhan hindu kali ya .red). Cerita yang berhubungan dengan dewa2 diubah supaya akidah Islam bisa masuk hati sanubari masyarakat waktu itu.

Rukun Islam juga menjadi pilihan siar dan dakwah Islam. Kalimasada (kalimat sahadat) sebagai ajaran (tauhid) islam masuk dalam cerita pewayangan. Puntadewa yang juga mempunyai nama Dharmakusuma yang juga Yudhistira menjadi wayang pilihan yang memegang surat atau Jamus Kalimasada.

Prof Poerbatjaraka menerangkan bahwa Kalimasada berasal dari kata kali+maha+usada yang berarti 'suatu hal yang mempunyai nilai agung untuk sepanjang jaman'. Dalam dunia pewayangan, Kalimasada adalah jimat atau senjata pusakanya Prabu Puntadewa, raja Amarta. Dalam perang Barathayudha, Salya (dari kerajaan Kurawa) harus bertarung melawan Puntadewa. Salya mempunyai senjata pusaka Aji Candrabirawa yang dahsyat, namun dikalahkan oleh Puntadewa. Jamus Kalimasada mampu mengakhiri kekuatan Salya.

Dalam pedahlangan diceritakan bahwa Puntadewa adalah putra dari Dewi (dalam hal ini manusia) Kunthi dengan Bethara (Dewa ya dewa, bukan manusia) Darma melalui mantra Adityarhedaya. Dewa Darma di Kahyangan (Surga) adalah dewa kebenaran dan keadilan. Alkisah Prabu Pandhu saat itu ingin memiliki seorang putra yang dapat bertindak adil dan benar. Dalam pewayangan, Puntadewa memiliki watak/sifat yang halus,penurut, bersahaja, rela,iklas,sabar, menerima.Puntadewa menjadi tokoh wayang yang memiliki darah berwarna putih.Menjadi lambang wayang yang berhati bersih dan suci.Maka sangat tepat sekali bila Puntadewa dipilih sebagai tokoh yang memiliki Jamus Kalimasada.
Masih berkaitan dangan hal Kalimasada atau kalimat sahadat, di tanah Demak ada cerita tutur tinular (cerita turun temurun kali ya, cerita dari kakek nenek). Waktu itu Sunan Kalijaga (salah satu tokoh walisanga) bertemu dengan seorang yang sudah tua pikun.Orang tadi mengaku bernama Darmakusuma, yang sudah lama sekali berkelana kemana mana. Pada akhirnya dia mengeluh kepada Sunan Kalijaga supaya diberitahu jalan mati (makssudnya: sudah tua pikun, pengin segera mati kog ya ndak mati2).Sunan Kalijaga memberi petunjuk untuk membaca Kalimasada atau kalimat sahadat.

Diceritakan bahwa setelah Darmakusuma membaca kalimasada, dia langsung meninggal. Mayatnya diurus dan dikuburkan dibelakang Masjid Demak. Ternyata kalimat sahadat dalam dunia pewayangan diletakkan oleh walisanga dalam penggarapan cerita wayang secara indah dan unik. Dalam bulan puasa yang penuh berkah dari Allah swt ini, watak dan sifat Puntadewa tadi dapatlah menjadi cermin atau teladan yang dapat diterapkan dalam dunia keluarga.

Sutadi, Ketua Pepadi jawa Tengah
Moe, translator

------------------------
Note:
1. Sesungguhnya saya bersaksi, bentuk kalimasada sesungguhnya adalah senjata tajam (saya lupa kalo ndak cakra/pedang) - coba search aja. Memang kata ini mirip sekali dg kalimat sahada. Inilah kepandaian mereka dalam membelokkan sesuatu.
2. seingat saya dalam cerita buku yang saya baca dulu :dewa darma mengintip dewi kunthi itu saat mandi di danau, menjadi birahi dan orgasme. Air maninya jatuh ke dauh tempat dewi kunthi yang membuatnya hamil.

Sumber : http://mengenal-islam.t35.com/Sejarah_Wali_Songo.htm
Proyek Bersih Parpol Hanya Slogan - AntiKorupsi.org